Kamis, 28 Oktober 2010

GEJALA DIASTROPISME DAN VULKANISME


1.         Diastropisme
                Yaitu semua peristiwa yang berhubungan dengan kekuatan gaya tarik menarik pada bagian kulit muka bumi sehingga menghasilkan bentuk patahan dan lipatan. Patahan akan terjadi bila struktur batuan mendapatkan tekanan yang sangat besar yang melewati batas titik patah batuan, sedangkan akan terjadi lipatan jika  tekanan horizontal saling bertemu pada suatu titik batuan yang elastis.
a.      Patahan
Patahan dibedakan dalam beberapa bentuk sebagai berikut:
1)       Patahan normal yaitu patahan yang arah lempeng batuannya  mengalami penurunan yang mengikuti arah
gaya berat.
2)      Patahan reverse yaitu patahan yang arah lempeng batuannya bergerak naik berlawanan dengan arah gaya
berat.
3)      Patahan slip fault yaitu patahan yang dipengaruhi oleh dua tenaga penggerak lapisan batuan yang saling
bertemu  berawanan arah.
 
      


b.      Lipatan
Berdasarkan sumbunya, lipatan dibedakan:
1)       Lipatan tegak yaitu lipatan yang mempunyai antiklinal dan sinklinal dengan letak yang simetrik  terdapat   
        sumbu lipatan di sampingnya.
2)      Lipatan miring yaitu lipatan  yang mempunyai antiklinal agak miring
3)      Lipatan menggantung yaitu lipatan yang mempunyai antiklinal dan sinklinal  yang lebih miring daripada lipatan miring.
4)      Lipatan isoklinal yaitu lipatan yang mempunyai beberapa antikinal yang relatif sejajar.
5)      Lipatan rebah yaitu lipatan yang terjadi karena adanya tekanan yang kuat yang mendorong bagian dasar dari lipatan.

2.         Vukanisme
                Yaitu peristiwa yang berhubungan dengan keluarnya magma ke permukaaan bumi. Magma sendiri merupakan campuran batuan cair pijar, liat, dan sangat panas yang terdapat pada lapisan kerak bumi. Magma ketika sudah sampai di permukaan bumi disebut sebagai lava.




Ada tiga zona tempat terjadinya vulkanisme, yaitu:
1)                   Vulkanisme pada zona divergen,  yaitu gunung api yang muncul pada jalur rekahan antar lempeng kerak bumi. Magma pada gunung api zona ini berasal dari lapisan astenosfer/mantel bumi, yang keluar melalui sela-sela retakan lempeng. Magmanya  sangat cair, sehingga tidak menghasilkan letusan yang eksplosif. Apabila terjadinya di tengah laut, menghasikan relief yang berupa igir tengah samudera (mid oceanic ridge),  yakni igir yang memanjang sepanjang jalur rekahan lempeng atau berupa dataran lava yang luas.
2)                  Vulkanisme pada zona konvergen,  yaitu gunung api yang muncul pada zona pertemuan antara dua lempeng kerak bumi. Magmanya berasal dari pencairan endapan laut yang berasal dari darat ketika menyusup (subduksi) ke bawah lempeng benua.  Endapan tersebut mempunyai tekanan yang besar dan bersuhu panas, yang semakin lama semakin bertambah, sehingga mempunyai kekuatan untuk mendesak keluar, yang biasanya menhasilkan letusan yang dahsyat. Gunung api yang dihasilkan umumnya berbentuk kerucut, karena material letusannya yang cenderung kental padat. Contoh gunung api pada zona ini antara lain: gunung Kelud, Gunung Merapi, Gunung Krakatau, Gunung Fujiyama.



3)            Vulkanisme pada tengah lempeng kerak bumi yaitu gunung api yang muncul di tengah-tengah lempeng kerak bumi tanpa adanya   retakan. Magmanya berasal pencairan astenosfer di bawah kerak bumi karena adanya penumpukan mineral radioaktif. Pencairan tersebut menyebabkan kerak bumi menjadi tipis dan mudah ditembus oleh magma, dan biasanya magmanya sangat cair serta tidak menghasilkan letusan yang hebat.
Dilihat dari bentuknya, gunung api dibedakan menjadi tiga yaitu:
1)                   Gunung api kerucut (strato)
Gunung api ini terbentuk karena letusan (eksplosif) serta lelehan (efusif) terjadi secara bergantian, sehingga terjadi penyusunan material pembentuk tubuh gunung api yang beragam, yang semakin tinggi dan mengerucut seiring dengan semakin seringnya terjadi letusan.
2)                  Gunung api perisai (tameng)
Yaitu gunung api yang berbentuk seperti perisai, terjadi karena lelehan magma yang bersifat sangat cair, sehingga membentuk lereng yang sangat landai, dengan kemiringan 1° - 10°.
3)                  Gunung api maar (corong)
Yakni gunung api yang berbentuk seperti corong, terbentuk karena letusan yang hebat disertai dengan keluarnya gas yang menhilangkan bagian puncak gunung, sehingga terbentuk kawah yang dikelilingi tanggul. Bagian lekuk kawah biasanya ada yang terisi air yang menyebabkan terjadinya danau kawah.


        


               



Tidak ada komentar:

Posting Komentar